Les privat smea surabaya adalah les untuk sekolah menengah kejuruan. Les privat smea surabaya sangat penting bagi mereka yang sedang duduk di bangku smk.Les privat smea surabaya juga senantiasa memberikan yang terbaik bagi siswa yang bergabung di dalamnya.
Banyak manfaat yang dapat kita peroleh melalui Les privat smea surabaya ini . Diantaranya bisa meningkat kan prestasi, menambah wawasan, meningkatkan kepercayaan diri dan menumbuhkan rasa pd dalam mengerjakan tugas yang dia lakukan.
Seperti yang kita tahu bahwa smk merupakan jenjang pendidikan selevel dengan SMA. Sehingga dari sisi tingkat kesulitan dalam belajar membuat kita kebingungan sekaligus kelabakan dalam meningkatkan prestasi kita.
Oleh sebab itu kehadiran pendidikan di lingkungan kita harus kita tingkatkan . jangan malah di abaikan. pengabaian terhadap masalah pendidikan membuat hidup kita semakin susah bahkan menyusahkan orang lain.
Silahkan gabung bersama kami lembaga bimbingan belajar suprauno!!!
Alamat yang dapat anda datangi:
1. Jl kedungtarukan baru 4b no 15 surabaya.
2. Jl jaya sedati regency blok L no 1A-1C sidoarjo
Atau menghubungi nomor kami:
1. fleksi : 833 14 333
2. IM3 : 0857 3683 8282
3.Mentari: 08585 24 555 88
Lembimjar Surabaya - Les privat Surabaya - Lembaga bimbingan belajar suprauno : 0857 33333 923
Senin, 26 September 2011
Sabtu, 24 September 2011
Dewan Pers Akan Mediasikan Wartawan dan SMA 6
TEMPO Interaktif, Jakarta - Dewan Pers akan mengambil langkah-langkah mediasi usai menerima pengaduan resmi dari wartawan dan SMA 6. "Lusa atau minggu depan kami juga akan minta keterangan dari SMA 6. Kami juga akan undang kepolisian untuk menanyakan sudah sampai mana pengusutannya," kata Bagir Manan, Ketua Dewan Pers, di lantai 7 Gedung Dewan Pers, Selasa 20 September 2011.
Bagir menegaskan tetap akan menegakkan kebebasan pers sesuai dengan prinsip demokrasi. "Segala bentuk kekerasan mengganggu demokrasi," katanya.
Bagir menambahkan kasus kekerasan terhadap wartawan sudah berulang kali terjadi. Padahal peran wartawan sendiri sangat penting untuk melayani kepentingan publik. Karena itu, dia meminta agar setiap orang menghormati kemerdekaan pers. "Barang-barang yang sekarang hilang (kaset rekaman) agar dikembalikan, lalu lingkungan sekolah harus betul-betul mendidik muridnya agar memahami tentang hubungan yang baik dengan wartawan," ujarnya.
Menurut dia, kekerasan kepada wartawan sering terjadi karena banyak masyarakat yang tidak memahami tugas jurnalistik wartawan. Dia sangat menyayangkan kasus kekerasan yang dilakukan pelajar yang merupakan calon intelektual bangsa. "Saya takut kekerasan pelajar ini karena ada sistem pendidikan kita yang salah kurang pendidikan karakter yang baik,” ujarnya.
“Ilmu banyak tidak berguna kalau tidak ada behaviour, attitude yang mengajar disiplin dan tanggung jawab," ujarnya menambahkan.
Anggota Dewan Pers Agus Sudibyo menyatakan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers bisa digunakan jika wartawan yang ada secara aktif sedang melakukan peliputan. Di dalam Pasal 4 ayat 3 tertuang untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.
Dia menjelaskan, Pasal 18 ayat 1 menyatakan setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp 500 juta.
Agus mengingatkan siapa pun yang tidak puas dengan kinerja wartawan harus melaporkan ke media yang bersangkutan atau melapor ke Dewan Pers. Bukannya melakukan tindakan anarkistis. "Semoga ini menjadi pembelajaran sekolah-sekolah lain saat terjadi hal seperti ini," kata Agus.
ARYANI KRISTANTI
Sumber: tempointeraktif
Bagir menegaskan tetap akan menegakkan kebebasan pers sesuai dengan prinsip demokrasi. "Segala bentuk kekerasan mengganggu demokrasi," katanya.
Bagir menambahkan kasus kekerasan terhadap wartawan sudah berulang kali terjadi. Padahal peran wartawan sendiri sangat penting untuk melayani kepentingan publik. Karena itu, dia meminta agar setiap orang menghormati kemerdekaan pers. "Barang-barang yang sekarang hilang (kaset rekaman) agar dikembalikan, lalu lingkungan sekolah harus betul-betul mendidik muridnya agar memahami tentang hubungan yang baik dengan wartawan," ujarnya.
Menurut dia, kekerasan kepada wartawan sering terjadi karena banyak masyarakat yang tidak memahami tugas jurnalistik wartawan. Dia sangat menyayangkan kasus kekerasan yang dilakukan pelajar yang merupakan calon intelektual bangsa. "Saya takut kekerasan pelajar ini karena ada sistem pendidikan kita yang salah kurang pendidikan karakter yang baik,” ujarnya.
“Ilmu banyak tidak berguna kalau tidak ada behaviour, attitude yang mengajar disiplin dan tanggung jawab," ujarnya menambahkan.
Anggota Dewan Pers Agus Sudibyo menyatakan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers bisa digunakan jika wartawan yang ada secara aktif sedang melakukan peliputan. Di dalam Pasal 4 ayat 3 tertuang untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.
Dia menjelaskan, Pasal 18 ayat 1 menyatakan setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp 500 juta.
Agus mengingatkan siapa pun yang tidak puas dengan kinerja wartawan harus melaporkan ke media yang bersangkutan atau melapor ke Dewan Pers. Bukannya melakukan tindakan anarkistis. "Semoga ini menjadi pembelajaran sekolah-sekolah lain saat terjadi hal seperti ini," kata Agus.
ARYANI KRISTANTI
Sumber: tempointeraktif
Kurikulum Kejar Target Bisa Jadi Penyebab Tawuran Pelajar
TEMPO Interaktif, Jakarta - Komisi Nasional Perlindungan Anak (PA) menuding kurikulum pendidikan yang statis dan kejar target menjadi penyebab suburnya tawuran peserta didik sekolah. Kurikulum dinilai tidak menyenangkan dan membuat jenuh. "Siswa melampiaskan kejenuhan ke hal negatif seperti tawuran," kata Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait, Rabu, 21 September 2011.
Arist mengatakan kurikulum pendidikan harus menyenangkan dan memiliki pilihan. Tidak cuma belajar matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. "Harus ada kurikulum pilihan yang menyenangkan bagi siswa," ujarnya.
Bagi Arist, dunia anak itu dunia bermain. Amat kental dengan nilai spontanitas dan semangat. Jika unsur-unsur tadi tidak terpenuhi jangan harap kecerdasan anak tumbuh optimal. "Termasuk kecerdasan emosi," tuturnya.
Dalam pandangannya budaya kekerasan siswa tumbuh dari perilaku orang tuanya sendiri. Banyak kekerasan yang dilihat anak dari perilaku orang tuanya, baik di rumah maupun di jalanan. "Lihat saja umpatan seorang ayah di depan anaknya sendiri kepada sopir angkutan. Itu kasar sekali," kata Arist memberi contoh.
Di sisi lain, tambah dia, dominasi televisi yang menayangkan kekerasan ormas dan elite politik juga turut menanamkan budaya itu ke siswa. "Itulah kenapa siswa gampang terprovokasi."
Menurut Arist, wartawan dan pihak SMA Negeri 6 jangan cuma sebatas saling menuntut. Harus ada restorasi kasus yang membuahkan jalan keluar bagi keduanya. "Kerja wartawan dilindungi. Tapi anak-anak juga harus dilindungi," katanya.
Dua hari lalu terjadi tawuran antara para wartawan dan siswa SMA 6. Tawuran itu merupakan buntut dari insiden pengeroyokan terhadap Oktaviardi, juru kamera Trans 7, yang terjadi Jumat, 16 September 2011. Oktaviardi mengaku dipukuli puluhan siswa SMA 6 usai merekam aksi tawuran SMA 6 dan SMA 70.
HERU TRIYONO
Arist mengatakan kurikulum pendidikan harus menyenangkan dan memiliki pilihan. Tidak cuma belajar matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. "Harus ada kurikulum pilihan yang menyenangkan bagi siswa," ujarnya.
Bagi Arist, dunia anak itu dunia bermain. Amat kental dengan nilai spontanitas dan semangat. Jika unsur-unsur tadi tidak terpenuhi jangan harap kecerdasan anak tumbuh optimal. "Termasuk kecerdasan emosi," tuturnya.
Dalam pandangannya budaya kekerasan siswa tumbuh dari perilaku orang tuanya sendiri. Banyak kekerasan yang dilihat anak dari perilaku orang tuanya, baik di rumah maupun di jalanan. "Lihat saja umpatan seorang ayah di depan anaknya sendiri kepada sopir angkutan. Itu kasar sekali," kata Arist memberi contoh.
Di sisi lain, tambah dia, dominasi televisi yang menayangkan kekerasan ormas dan elite politik juga turut menanamkan budaya itu ke siswa. "Itulah kenapa siswa gampang terprovokasi."
Menurut Arist, wartawan dan pihak SMA Negeri 6 jangan cuma sebatas saling menuntut. Harus ada restorasi kasus yang membuahkan jalan keluar bagi keduanya. "Kerja wartawan dilindungi. Tapi anak-anak juga harus dilindungi," katanya.
Dua hari lalu terjadi tawuran antara para wartawan dan siswa SMA 6. Tawuran itu merupakan buntut dari insiden pengeroyokan terhadap Oktaviardi, juru kamera Trans 7, yang terjadi Jumat, 16 September 2011. Oktaviardi mengaku dipukuli puluhan siswa SMA 6 usai merekam aksi tawuran SMA 6 dan SMA 70.
HERU TRIYONO
sumber : tempointeraktif
Harga Les Privat Di LBB Suprauno
1. TK========>RP 30.000
2. SD 1-5=====> RP 30.000
3. SD 6======> RP 35.000
4. SMP======> RP 40.000
5. SMA======> RP 50.000
6. SNMPTN===>RP 60.000
Alamat Lbb Suprauno
Berikut adalah alamat lembaga bimbingan belajar suprauno yang dapat di datangi untuk bertanya atau mendaftar :
1. Jl Kedungtarukan Baru 4b no 15 Surabaya
2. Jaya Sedati Regency Blok L 1A-1C Sidoarjo
Kontak LBB Suprauno
No Telpon Yang Bisa Di hubungi:
1. Fleksi : 833 14 333
2. IM3 : 0857 3683 8282
3. Mentari : 08585 24 555 88
Tipu 5 Majikan, PRT Gondol Rp 1 Miliar
SURABAYA I SURYA Online - Sindikat penjahat berkedok sebagai pembantu rumah tangga (PRT) berhasil memperdayai sedikitnya lima majikan di Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo, serta menguras harta senilai sekitar Rp 1 miliar.
Aksi komplotan itu akhirnya berhasil diungkap jajaran Polsekta Gayungan dengan menangkap salah satu pelakunya bernama Ari Nuryanti, wanita berusia 31 tahun asal Dusun Kompen, Kecamatan Genteng, Banyuwangi.
Ari dibekuk setelah polisi menerima laporan dari majikannya, Taufik Imam Santoso, pada Juni lalu. Kala itu pria berusia 47 tahun tersebut mengaku semua barang berharganya hilang dan pembantunya tiba-tiba juga menghilang. Karena itu, polisi lantas menaruh curiga pada pembantu di rumahnya, di Jl Gayungsari Barat Gg III Surabaya itu.
Kapolsek Gayungan Kompol Taufik Zulianto mengatakan, setelah dilakukan pelacakan rupanya Ari terendus berada di rumahnya, di Banyuwangi. Polisi lantas menciduk Ari.
Dari sanalah pencurian bermodus pembantu itu terbongkar. Saat diperiksa, komplotan Ari mengaku sudah mencuri di lima rumah majikan berbeda. Selain di rumah Imam, Ari pernah mencuri di Jl RA Kartini, Sidomoro Gresik; Jl Simpang Darmo Permai, Surabaya; dan di Perumahan Maspion, Sidoarjo.
Hasil pencuriannya pun beragam mulai dari kalung emas, jam tangan Rolex, laptop, gelang emas bertabur berlian, sepeda gunung hingga uang tunai ratusan juta rupiah. “Apabila ditotal nilainya mencapai lebih Rp 1 miliar,” ungkap Kompol Taufik.
Taufik mengatakan, Ari tak bekerja sendirian. Masih ada RN, warga Tuban dan MT, warga Madiun yang menjadi anggota sindikat itu. Kedua orang ini masih buron. “Kami masih mengejar keberadaan kedua tersangka,” tegas Taufik.
Sepak terjang Ari dan komplotannya cukup cerdik. Sebab, Ari selalu menyelidiki latar belakang keluarga majikannya secara detail. Seperti dilakukan di rumah Imam pada Juni lalu.
Ari bercerita awalnya dirinya dan dua rekan yang lain berjalan-jalan di sekitar perumahan Gayungsari. Ia mengaku sebenarnya tak berpikir ada rumah di sekitar Gayungsari yang bisa dicuri. Namun, setelah melihat lengangnya penjagaan di Gayungsari Barat, Ari pun memberanikan diri bertanya pada warga sekitar, apakah ada rumah yang membutuhkan pembantu.
Nah, dari sinilah Ari mengetahui kalau Imam membutuhkan pembantu. Ari mengatakan saat itu pembantu Imam yang lama telah mengundurkan diri.
Ari mengatakan, sebagai persyaratan kerja Imam juga meminta Kartu Tanda Penduduk (KTP) pada dirinya. Namun, yang diberikan Ari adalah KTP palsu.
Imam rupanya percaya saja dengan identitas palsu itu. Kala itu Ari memberikan KTP atas nama Kasianah, warga Gresik.
Dari sinilah upaya pencurian Ari dijalankan. Tak butuh waktu lama, dua hari setelah Ari diterima kerja di sana seluruh barang berharga milik Imam dicuri. Saat itu Imam sekeluarga berada di luar kota. Tercatat, brankas berisi perhiasan, sepeda gunung, dan laptop digasaknya. “Sepeda itu saya pakai untuk memanggil taksi,” aku Ari sambil menunjukkan barang bukti sepeda di Mapolres Gayungan.
Ari kemudian memanggil dua rekannya, RN dan MT untuk membantunya mengambil barang-barang curian. RN dan MT kala itu juga berprofesi sebagai pembantu di Surabaya, namun lokasinya berbeda-beda.
Ketika ditanya, apakah sopir taksi tak curiga dengan barang-barang yang ia naikkan? Ari mengatakan, ia berdalih telah meminta izin dari majikannya. “Dari sana kami langsung pergi ke kos MT,” tutur Ari. Sayangnya, Ari tak bisa menceritakan detail kos-kosan MT. Ia memberi petunjuk kalau kosnya ada di sekitar Kenjeran.
Di sanalah, ketiga orang ini membagi hasil. Brankas yang dibawa lari tadi, dibawanya ke tukang las untuk dibuka. “Isinya perhiasan, kalung, dan uang dolar recehan,” tutur Ari yang kemudian bercerita kalau mereka langsung berpisah setelah mambagi hasil pencurian itu.
“Saya memakai uang itu untuk membayar utang. Saya mendapat uang sampai Rp 10 juta pas pencurian yang terakhir,” tutur Ari.
Kasubag Humas Polrestabes Surabaya Kompol Suparti mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaannya. “Jangan gampang menerima pembantu,” ujarnya, Jumat (23/9/2011).
Untuk mengantisipasi kejahatan ini, Suparti memberikan tips agar masyakarat tidak menjadi korban. Yaitu, mengecek KTP calon pembantu, tahu betul riwayat keluarga dan domisili calon PRT, lalu mengecek kebenaran informasinya.
sumber : surya
Aksi komplotan itu akhirnya berhasil diungkap jajaran Polsekta Gayungan dengan menangkap salah satu pelakunya bernama Ari Nuryanti, wanita berusia 31 tahun asal Dusun Kompen, Kecamatan Genteng, Banyuwangi.
Ari dibekuk setelah polisi menerima laporan dari majikannya, Taufik Imam Santoso, pada Juni lalu. Kala itu pria berusia 47 tahun tersebut mengaku semua barang berharganya hilang dan pembantunya tiba-tiba juga menghilang. Karena itu, polisi lantas menaruh curiga pada pembantu di rumahnya, di Jl Gayungsari Barat Gg III Surabaya itu.
Kapolsek Gayungan Kompol Taufik Zulianto mengatakan, setelah dilakukan pelacakan rupanya Ari terendus berada di rumahnya, di Banyuwangi. Polisi lantas menciduk Ari.
Dari sanalah pencurian bermodus pembantu itu terbongkar. Saat diperiksa, komplotan Ari mengaku sudah mencuri di lima rumah majikan berbeda. Selain di rumah Imam, Ari pernah mencuri di Jl RA Kartini, Sidomoro Gresik; Jl Simpang Darmo Permai, Surabaya; dan di Perumahan Maspion, Sidoarjo.
Hasil pencuriannya pun beragam mulai dari kalung emas, jam tangan Rolex, laptop, gelang emas bertabur berlian, sepeda gunung hingga uang tunai ratusan juta rupiah. “Apabila ditotal nilainya mencapai lebih Rp 1 miliar,” ungkap Kompol Taufik.
Taufik mengatakan, Ari tak bekerja sendirian. Masih ada RN, warga Tuban dan MT, warga Madiun yang menjadi anggota sindikat itu. Kedua orang ini masih buron. “Kami masih mengejar keberadaan kedua tersangka,” tegas Taufik.
Sepak terjang Ari dan komplotannya cukup cerdik. Sebab, Ari selalu menyelidiki latar belakang keluarga majikannya secara detail. Seperti dilakukan di rumah Imam pada Juni lalu.
Ari bercerita awalnya dirinya dan dua rekan yang lain berjalan-jalan di sekitar perumahan Gayungsari. Ia mengaku sebenarnya tak berpikir ada rumah di sekitar Gayungsari yang bisa dicuri. Namun, setelah melihat lengangnya penjagaan di Gayungsari Barat, Ari pun memberanikan diri bertanya pada warga sekitar, apakah ada rumah yang membutuhkan pembantu.
Nah, dari sinilah Ari mengetahui kalau Imam membutuhkan pembantu. Ari mengatakan saat itu pembantu Imam yang lama telah mengundurkan diri.
Ari mengatakan, sebagai persyaratan kerja Imam juga meminta Kartu Tanda Penduduk (KTP) pada dirinya. Namun, yang diberikan Ari adalah KTP palsu.
Imam rupanya percaya saja dengan identitas palsu itu. Kala itu Ari memberikan KTP atas nama Kasianah, warga Gresik.
Dari sinilah upaya pencurian Ari dijalankan. Tak butuh waktu lama, dua hari setelah Ari diterima kerja di sana seluruh barang berharga milik Imam dicuri. Saat itu Imam sekeluarga berada di luar kota. Tercatat, brankas berisi perhiasan, sepeda gunung, dan laptop digasaknya. “Sepeda itu saya pakai untuk memanggil taksi,” aku Ari sambil menunjukkan barang bukti sepeda di Mapolres Gayungan.
Ari kemudian memanggil dua rekannya, RN dan MT untuk membantunya mengambil barang-barang curian. RN dan MT kala itu juga berprofesi sebagai pembantu di Surabaya, namun lokasinya berbeda-beda.
Ketika ditanya, apakah sopir taksi tak curiga dengan barang-barang yang ia naikkan? Ari mengatakan, ia berdalih telah meminta izin dari majikannya. “Dari sana kami langsung pergi ke kos MT,” tutur Ari. Sayangnya, Ari tak bisa menceritakan detail kos-kosan MT. Ia memberi petunjuk kalau kosnya ada di sekitar Kenjeran.
Di sanalah, ketiga orang ini membagi hasil. Brankas yang dibawa lari tadi, dibawanya ke tukang las untuk dibuka. “Isinya perhiasan, kalung, dan uang dolar recehan,” tutur Ari yang kemudian bercerita kalau mereka langsung berpisah setelah mambagi hasil pencurian itu.
“Saya memakai uang itu untuk membayar utang. Saya mendapat uang sampai Rp 10 juta pas pencurian yang terakhir,” tutur Ari.
Kasubag Humas Polrestabes Surabaya Kompol Suparti mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaannya. “Jangan gampang menerima pembantu,” ujarnya, Jumat (23/9/2011).
Untuk mengantisipasi kejahatan ini, Suparti memberikan tips agar masyakarat tidak menjadi korban. Yaitu, mengecek KTP calon pembantu, tahu betul riwayat keluarga dan domisili calon PRT, lalu mengecek kebenaran informasinya.
sumber : surya
882 KK Korban Lapindo Kaya Mendadak
SIDOARJO I SURYA Online - Keputusan pemerintah membeli lahan dan bangunan warga 9 RT di Kecamatan Porong, Sidoarjo, akan memunculkan sekitar 882 jutawan baru. Mereka akan menerima duit ganti rugi lahan dan bangunan yang terimbas luapan Lumpur Lapindo. Peraturan Presiden (Perpres) mengenai hal ini akan diteken Senin (26/9/2011).
Diberitakan sebelumnya, Wapres Boediono menyatakan, pembebasan lahan 300 KK warga Siring Barat (4 RT), 295 KK Jatirejo Barat (2 RT), dan 287 KK Mindi (3 RT) itu akan menghabiskan anggaran hingga Rp 1,2 triliun.
“Setelah dikuasai negara, lahan itu akan digunakan untuk publik. Seperti untuk rekreasi alam, dan sebagainya,” tuturnya usai bertemu perwakilan warga di ruangan VVIP Bandar Udara Juanda, Kamis (22/9/211). Wapres berharap pembayaran ganti rugi akan tuntas pada 2012.
Sebanyak 882 warga itu akan menjadi jutawan baru kalau besar ganti rugi mengacu pada para korban lumpur sebelumnya, baik yang dibayar dengan dana PT Lapindo maupun uang APBN. Besarannya adalah untuk bangunan Rp 1,5 juta/m2, tanah pekarangan Rp 1 juta/m2, dan lahan basah (sawah) Rp 120.000/m2.
“Kalau dibuat rata-rata, tiap warga akan menerima ganti rugi minimal Rp 120 juta - Rp 150 juta,” ujar Bambang Kuswanto, koordinator warga 9 RT kepada Surya, Jumat (23/9).
Meski kelihatan besar, kata Bambang, ganti rugi itu nantinya tak serta merta bisa dipakai membeli atau membangun rumah baru. Sebab, pada skema pembayaran ganti rugi sebelumnya, uang dibayar secara bertahap. Kemana warga pindah setelah menerima uang ganti rugi? Menurut Bambang, sebagian warga bisa membeli lahan dan membangun rumah bersama-sama.
Wakil warga 9 RT lainnya, Lutfi Abdillah, menegaskan, tuntutan besaran ganti rugi tetap mengacu pada besaran ganti rugi yang telah diterima para korban Lumpur sebelumnya. Sebab mereka juga mengalami nasib yang serupa. “Soal pindah kemana, belum banyak warga yang bicara,” tandasnya.
Ny Minah (63), warga Siring Barat RT 3/RW 1 mengaku senang jika pemerintah akhirnya memberikan ganti rugi. Sebab, ia sudah tidak tahan tinggal di desanya yang kini dikelilingi semburan gas. “Tapi saya belum tahu mau pindah kemana,” ucapnya.
Jubir Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Akhmad Khusairi membenarkan jika warga 9 RT telah menolak lahan dan bangunannya dihargai dengan cara taksiran, namun mengacu pada besaran ganti rugi korban lumpur sebelumnya. “Soal skema pembayaran, kami masih menunggu juklak dan juknis setelah perpres itu diteken,” ungkapnya Jumat petang.
Seperti diketahui, setelah sekian tahun berjuang menuntut haknya, kini harapan warga 9 RT bakal terwujud dengan rencana pemerintah menerbitkan perpres sebagai payung hukum untuk membeli lahan 9 RT itu. Kondisi itu setelah warga hanya menerima paket bantuan sosial, di antaranya uang kontrak rumah dua tahun Rp 5 juta. Namun, sejak Juli 2011 ini, masa kontrak rumah sudah habis.
sumber: surya
Diberitakan sebelumnya, Wapres Boediono menyatakan, pembebasan lahan 300 KK warga Siring Barat (4 RT), 295 KK Jatirejo Barat (2 RT), dan 287 KK Mindi (3 RT) itu akan menghabiskan anggaran hingga Rp 1,2 triliun.
“Setelah dikuasai negara, lahan itu akan digunakan untuk publik. Seperti untuk rekreasi alam, dan sebagainya,” tuturnya usai bertemu perwakilan warga di ruangan VVIP Bandar Udara Juanda, Kamis (22/9/211). Wapres berharap pembayaran ganti rugi akan tuntas pada 2012.
Sebanyak 882 warga itu akan menjadi jutawan baru kalau besar ganti rugi mengacu pada para korban lumpur sebelumnya, baik yang dibayar dengan dana PT Lapindo maupun uang APBN. Besarannya adalah untuk bangunan Rp 1,5 juta/m2, tanah pekarangan Rp 1 juta/m2, dan lahan basah (sawah) Rp 120.000/m2.
“Kalau dibuat rata-rata, tiap warga akan menerima ganti rugi minimal Rp 120 juta - Rp 150 juta,” ujar Bambang Kuswanto, koordinator warga 9 RT kepada Surya, Jumat (23/9).
Meski kelihatan besar, kata Bambang, ganti rugi itu nantinya tak serta merta bisa dipakai membeli atau membangun rumah baru. Sebab, pada skema pembayaran ganti rugi sebelumnya, uang dibayar secara bertahap. Kemana warga pindah setelah menerima uang ganti rugi? Menurut Bambang, sebagian warga bisa membeli lahan dan membangun rumah bersama-sama.
Wakil warga 9 RT lainnya, Lutfi Abdillah, menegaskan, tuntutan besaran ganti rugi tetap mengacu pada besaran ganti rugi yang telah diterima para korban Lumpur sebelumnya. Sebab mereka juga mengalami nasib yang serupa. “Soal pindah kemana, belum banyak warga yang bicara,” tandasnya.
Ny Minah (63), warga Siring Barat RT 3/RW 1 mengaku senang jika pemerintah akhirnya memberikan ganti rugi. Sebab, ia sudah tidak tahan tinggal di desanya yang kini dikelilingi semburan gas. “Tapi saya belum tahu mau pindah kemana,” ucapnya.
Jubir Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Akhmad Khusairi membenarkan jika warga 9 RT telah menolak lahan dan bangunannya dihargai dengan cara taksiran, namun mengacu pada besaran ganti rugi korban lumpur sebelumnya. “Soal skema pembayaran, kami masih menunggu juklak dan juknis setelah perpres itu diteken,” ungkapnya Jumat petang.
Seperti diketahui, setelah sekian tahun berjuang menuntut haknya, kini harapan warga 9 RT bakal terwujud dengan rencana pemerintah menerbitkan perpres sebagai payung hukum untuk membeli lahan 9 RT itu. Kondisi itu setelah warga hanya menerima paket bantuan sosial, di antaranya uang kontrak rumah dua tahun Rp 5 juta. Namun, sejak Juli 2011 ini, masa kontrak rumah sudah habis.
sumber: surya
Bikin Box Cantik, Hoki Ciamik
Jasa membuat box alias kotak hias untuk kemasan produk atau hantaran rupanya menawarkan keuntungan yang menggiurkan. Meskipun jumlah pelaku usahanya tidak menjamur seperti halnya aksesori, namun bisnis ini terbukti memiliki potensi cukup bagus.
Potensi pasar untuk bisnis ini yang belum tergarap, menurut Elita Sari Anggraeni, pemilik produk box dengan merek dagang Elita Box, masih sangat besar.
“Saya aja sering kewalahan menerima order. Sekitar 80 persen pasar saya juga dari kalangan UKM, mereka pesan box untuk kemasan produk mereka, sisanya yang 20 persen perorangan. Bisa dipakai hantaran pernikahan dan box untuk kado istimewa,” kata Elita.
Belum lagi pasar di Jatim dan pasar ekspor. Pemasaran produk Elita Box masih di sekitar Surabaya, hanya sebagian kecil yang dibawa ke luar negeri seperti, ke Thailand dan Jepang.
“Produk itu dibawa buyer lokal ke sana dan dijual lagi, saya tidak ekspor langsung,” terang alumnus SMA Negeri 2 Surabaya ini.
Sulung tiga bersaudara ini tidak berniat membuka outlet khusus di mal-mal dengan alasan tidak efisien. “Saya cuma ikut-ikut pameran dan nitip display produk di beberapa ruang pamer milik Disperindag Jatim (East Java Craft Center/EJCC) dan Dinas Koperasi dan UKM Jatim (Gedung Pamer UKM di Jl Raya Bandara Juanda). Kalau sewa stan sendiri di mal, mahal,” aku Elita.
Pada 2003, ia mengawali usahanya itu. Semua justru berawal dari kerajinan enceng gondok, namun karena pemasarannya kala itu agak seret dan bahan bakunya sulit maka Elita pun beralih ke bahan baku lain yang lebih sederhana dan mudah didapatkan.
“Setelah resign jadi sekretaris di Graha Karya di 2001, saya memang sengaja memutuskan buka usaha. Ikut pelatihan dimana-mana sampai akhirnya memilih usaha aneka box serbaguna ini,” lanjut arek Suroboyo, kelahiran 12 Oktober 1970 ini.
Modal awal hanya sekitar Rp 50.000. Ketika pertama buat, ia dibantu adik dan sempat beberapa kali mengalami gagal produk. Tetapi sampai sekarang usaha lancar, dalam sebulan bisa menghasilkan 500 unit box dibantu empat orang karyawan. Omzet rata-rata per bulan tak kurang dari Rp 5 juta.
“Semua bahan baku saya dapatkan dari Surabaya, beli di toko-toko biasa bukan skala grosir. Mulai kertas karton, kertas jasmine, kertas fancy, lem rajawali, plastik mika. Alat pemotongnya menggunakan cutter dan gunting biasa, bukan mesin potong yang ukuran besar,” beber Elita.
Sampai saat ini, konsumen yang ia layani didominasi kalangan UKM. “Mereka order kemasan ke saya untuk wadah produk mereka, misalnya wadah batik, aksesori, produk suvenir wedding hingga parsel klien,” katanya.
Harga box buatannya bervariasi, mulai Rp 7.000–100.000. Biasanya, mereka yang order Elita Box wajib memberikan uang muka 50 persen dari total pesenan. Uang muka inilah yang langsung dibelanjakan bahan baku.
“Saya tidak mau stok barang terlalu banyak karena kertas tidak bisa tahan lama, kalaupun buat stok hanya sekadarnya untuk dipajang di ruang pamer dan saat pameran,” lanjut putri pasangan Ahmad Arif dan Isniyah ini.
Saat ini, order paling ramai membuat box hantaran pernikahan. “Pasca Lebaran biasanya banyak orang nikah, orderan box juga mengalir. Bahan baku utamanya tetap dari karton,” imbuh Elita.
Ia mengaku, saat ini masih terkendala ekspor. Meskipun berkali-kali mengikuti pelatihan ekspor–impor, ia masih belum bisa tembus ke pasar ekspor. “Saya pernah ikut kontak dagang dengan beberapa negara, Jepang misalnya, lebih susah kalau impor box kosongan saja. Mereka mengusulkan agar saya kolaborasi dengan aksesori atau craft lainnya,” pungkasnya.
Yuk, Memulai Bisnis Box
Bahan baku dan cara pembuatan box cukup sederhana, tidak butuh mesin-mesin besar untuk memotong karton. Cukup beli karton potongan, pada bagian ukuran kecil-kecil dipotong dengan cutter atau gunting besar pelan-pelan agar tidak menghasilkan guntingan yang bengkok.
“Kalau mau lihat model box, sekarang di situs-situs internet sudah sangat banyak. Bisa dijadikan ide dan divariasikan sendiri, yang penting keahliannya. Pertama bikin pasti ada salahnya, tetapi kalau dibiasakan maka hasilnya bisa bagus,” yakin Elita Sari.
Modal berapapun bisa jalan. Tak perlu langsung memulai yang skala besar. “Harga karton cukup stabil selama beberapa tahun ini, kalaupun naik tidak signifikan, demikian halnya harga kertas fancy dan jasmine,” ujarnya.
Jika mau yang sederhana dulu atau buat latihan, gunakan saja kertas biasa untuk membungkus karton. Bentuklah ukuran box yang kecil atau sedang agar tidak merugi seandainya hasilnya tidak memuaskan. “Bikin pola terlebih dulu juga tak ada salahnya, karena pengerjaan box butuh ketelitian. Beda sedikit saja, bentuk akan berubah,” saran Elita.
Sumber : surya
Potensi pasar untuk bisnis ini yang belum tergarap, menurut Elita Sari Anggraeni, pemilik produk box dengan merek dagang Elita Box, masih sangat besar.
“Saya aja sering kewalahan menerima order. Sekitar 80 persen pasar saya juga dari kalangan UKM, mereka pesan box untuk kemasan produk mereka, sisanya yang 20 persen perorangan. Bisa dipakai hantaran pernikahan dan box untuk kado istimewa,” kata Elita.
Belum lagi pasar di Jatim dan pasar ekspor. Pemasaran produk Elita Box masih di sekitar Surabaya, hanya sebagian kecil yang dibawa ke luar negeri seperti, ke Thailand dan Jepang.
“Produk itu dibawa buyer lokal ke sana dan dijual lagi, saya tidak ekspor langsung,” terang alumnus SMA Negeri 2 Surabaya ini.
Sulung tiga bersaudara ini tidak berniat membuka outlet khusus di mal-mal dengan alasan tidak efisien. “Saya cuma ikut-ikut pameran dan nitip display produk di beberapa ruang pamer milik Disperindag Jatim (East Java Craft Center/EJCC) dan Dinas Koperasi dan UKM Jatim (Gedung Pamer UKM di Jl Raya Bandara Juanda). Kalau sewa stan sendiri di mal, mahal,” aku Elita.
Pada 2003, ia mengawali usahanya itu. Semua justru berawal dari kerajinan enceng gondok, namun karena pemasarannya kala itu agak seret dan bahan bakunya sulit maka Elita pun beralih ke bahan baku lain yang lebih sederhana dan mudah didapatkan.
“Setelah resign jadi sekretaris di Graha Karya di 2001, saya memang sengaja memutuskan buka usaha. Ikut pelatihan dimana-mana sampai akhirnya memilih usaha aneka box serbaguna ini,” lanjut arek Suroboyo, kelahiran 12 Oktober 1970 ini.
Modal awal hanya sekitar Rp 50.000. Ketika pertama buat, ia dibantu adik dan sempat beberapa kali mengalami gagal produk. Tetapi sampai sekarang usaha lancar, dalam sebulan bisa menghasilkan 500 unit box dibantu empat orang karyawan. Omzet rata-rata per bulan tak kurang dari Rp 5 juta.
“Semua bahan baku saya dapatkan dari Surabaya, beli di toko-toko biasa bukan skala grosir. Mulai kertas karton, kertas jasmine, kertas fancy, lem rajawali, plastik mika. Alat pemotongnya menggunakan cutter dan gunting biasa, bukan mesin potong yang ukuran besar,” beber Elita.
Sampai saat ini, konsumen yang ia layani didominasi kalangan UKM. “Mereka order kemasan ke saya untuk wadah produk mereka, misalnya wadah batik, aksesori, produk suvenir wedding hingga parsel klien,” katanya.
Harga box buatannya bervariasi, mulai Rp 7.000–100.000. Biasanya, mereka yang order Elita Box wajib memberikan uang muka 50 persen dari total pesenan. Uang muka inilah yang langsung dibelanjakan bahan baku.
“Saya tidak mau stok barang terlalu banyak karena kertas tidak bisa tahan lama, kalaupun buat stok hanya sekadarnya untuk dipajang di ruang pamer dan saat pameran,” lanjut putri pasangan Ahmad Arif dan Isniyah ini.
Saat ini, order paling ramai membuat box hantaran pernikahan. “Pasca Lebaran biasanya banyak orang nikah, orderan box juga mengalir. Bahan baku utamanya tetap dari karton,” imbuh Elita.
Ia mengaku, saat ini masih terkendala ekspor. Meskipun berkali-kali mengikuti pelatihan ekspor–impor, ia masih belum bisa tembus ke pasar ekspor. “Saya pernah ikut kontak dagang dengan beberapa negara, Jepang misalnya, lebih susah kalau impor box kosongan saja. Mereka mengusulkan agar saya kolaborasi dengan aksesori atau craft lainnya,” pungkasnya.
Yuk, Memulai Bisnis Box
Bahan baku dan cara pembuatan box cukup sederhana, tidak butuh mesin-mesin besar untuk memotong karton. Cukup beli karton potongan, pada bagian ukuran kecil-kecil dipotong dengan cutter atau gunting besar pelan-pelan agar tidak menghasilkan guntingan yang bengkok.
“Kalau mau lihat model box, sekarang di situs-situs internet sudah sangat banyak. Bisa dijadikan ide dan divariasikan sendiri, yang penting keahliannya. Pertama bikin pasti ada salahnya, tetapi kalau dibiasakan maka hasilnya bisa bagus,” yakin Elita Sari.
Modal berapapun bisa jalan. Tak perlu langsung memulai yang skala besar. “Harga karton cukup stabil selama beberapa tahun ini, kalaupun naik tidak signifikan, demikian halnya harga kertas fancy dan jasmine,” ujarnya.
Jika mau yang sederhana dulu atau buat latihan, gunakan saja kertas biasa untuk membungkus karton. Bentuklah ukuran box yang kecil atau sedang agar tidak merugi seandainya hasilnya tidak memuaskan. “Bikin pola terlebih dulu juga tak ada salahnya, karena pengerjaan box butuh ketelitian. Beda sedikit saja, bentuk akan berubah,” saran Elita.
Sumber : surya
100 Pedonor Bojonegoro Terima Penghargaan
BOJONEGORO | SURYA Online - Sebanyak 100 pedonor di Bojonegoro menerima penghargaan dari PMI yang akan diserahkan Ketua PMI Provinsi Jatim, Imam Utomo, bersamaan dengan peringatan HUT ke-66 organisasi tersebut, Senin (26/9/2011).
Sekretaris PMI Bojonegoro Sukoha Widodo, Sabtu (24/9/2011) mengatakan, mereka yang menerima penghargaan tersebut karena sudah melakukan donor darah mulai 10, 25, 35 dan 50 kali. Penghargaan bagi pedonor 10 dan 25 kali dikeluarkan PMI Bojonegoro, sedangkan pedonor 35 dan 50 kali dikeluarkan PMI Provinsi Jatim.
“Di Bojonegoro, pada 2011 ini ada tiga pedonor 100 kali yang kami usulkan bisa mendapatkan penghargaan dari Presiden RI,” katanya.
Sebelum ini sudah ada tiga pedonor yang pernah mendapatkan penghargaan dari Presiden RI, yaitu Suismoyo, Muhaimin dan Gembong.
sumber : surya
Darah Tinggi Turunkan Gairah Seks Wanita
SURYA Online - Wanita yang menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi lebih tinggi risikonya menderita disfungsi seksual berupa turunnya libido, dibandingkan dengan wanita yang tekanan darahnya normal.
Peneliti Michael Doumas dan timnya dari University of Athens menyimpulkan hal tersebut setelah melakukan penelitian terhadap 400 wanita yang melakukan rawat jalan di sebuah klinik di Yunani.
Doumas menemukan, disfungsi seksual wanita lebih sering ditemui pada mereka yang menderita hipertensi atau mengonsumsi obat-obatan penurun tekanan darah tinggi dalam jangka panjang, dibandingkan dengan wanita yang bukan penderita hipertensi.
Selain itu usia dan lamanya seseorang menderita hipertensi turut berpengaruh pada berkurangnya gairah seks tersebut. Makin tua usia seseorang makin tinggi risiko mereka mengalami disfungsi seksual.
Hipertensi terjadi jika tekanan darah melebih 140/90 mmHg. Penyebab utama hipertensi antara lain pola makan yang terlalu tinggi garam, selain juga faktor keturunan.
sumber : surya
Peneliti Michael Doumas dan timnya dari University of Athens menyimpulkan hal tersebut setelah melakukan penelitian terhadap 400 wanita yang melakukan rawat jalan di sebuah klinik di Yunani.
Doumas menemukan, disfungsi seksual wanita lebih sering ditemui pada mereka yang menderita hipertensi atau mengonsumsi obat-obatan penurun tekanan darah tinggi dalam jangka panjang, dibandingkan dengan wanita yang bukan penderita hipertensi.
Selain itu usia dan lamanya seseorang menderita hipertensi turut berpengaruh pada berkurangnya gairah seks tersebut. Makin tua usia seseorang makin tinggi risiko mereka mengalami disfungsi seksual.
Hipertensi terjadi jika tekanan darah melebih 140/90 mmHg. Penyebab utama hipertensi antara lain pola makan yang terlalu tinggi garam, selain juga faktor keturunan.
sumber : surya
Tentor les privat surabaya
Tentor les privat surabaya adalah guru guru yang telah di pilih oleh lembaga bimbingan belajar suprauno untuk mendidik anak anak, siswa yang memiliki keinginan belajar dan maju bersama untuk meraih prestasi di sekolah baik TK,SD, SMP,SMA maupun SNMPTN.
Tentor les privat surabaya telah mengalami berbagai macam test yang di laksanakan oleh lembaga bimbingan belajar suprauno dalam bidang aneka materi pelajaran dan juga test kemampuan mengajar secara langsung di kelas. Dengan begitu mereka yang lulus dari seleksi lembaga bimbingan belajar suprauno benar benar bisa di percaya dan berkualitas.
Tentor les privat surabaya juga memiliki berbagai macam pengalaman dan pendalaman pengajaran dengan begitu akan banyak kreativitas mengajar untuk menghadapi kebosanan siswa.
Tentor les privat surabaya juga di bekali dengan pendidikan moral yang nantinya akan di transfer ke masing masing siswa yang menjadi anak didiknya. Sehingga dalam perjalanan mengajar bukan hanya ilmu yang diajarkan melainkan juga aspek moral yang sangat penting dalam hubungan bermasyarakat.
Tentor les privat surabaya di berikan pengajaran tentang kesabaran, ketelatenan, dan juga keuletan mengajar. Agar proses belajar mengajar dapat berjalandengan baik.
Langganan:
Postingan (Atom)